Sedikit Cerita Tentang Hati

Beberapa waktu lalu saya menemukan sebuah foto seorang sahabat di internet. Foto yang bagus sebenarnya, namun ketika saya konfirmasi kepada pemiliknya, ia merasa tidak pernah meng-upload-nya ke internet. Mungkin lupa ato tanpa sengaja foto-foto tersebut ter-upload ke account friendster.com dia.

Beberapa hari kemudian saat saya kembali mengunjungi account sahabat saya tadi, saya tidak menemukan kembali foto-foto yang dulu terpasang. hem.., mungkin sahabat saya sengaja menghapus foto-fotonya karena merasa tidak menguploadnya.

Pagi ini saya berselancar menuju facebook.com, dan tanpa sengaja pula menemukan foto-foto yang sebelumnya dihapus dari account freindster. tentu saja hal ini wajar-wajar saja mengingat begitu gemilangnya facebook di dunia maya. Saya pikir tidak sedikit orang yang beralih ke facebook setelah sekian lama menjadi pelanggan setia friendster.

Bukan migrasi dari frienster ke facebook yang saya soroti. Hanya saja sequence dari peristiwa meng-upload, menghapus, upload lagi, ntah kelak dihapus lagi mungkin, merupakan trigger bagi saya untuk memikirkan hati manusia yang begitu mudah berubah. mengingatkan saya akan sebuah do’a:

“Ya.. muqallibal quluub, tsabbit quluubana ‘ala to’atika wa ‘ala diinika”.

Memang esensi dari do’a tersebut bukanlah perubahan berbagai keputusan standar seperti mengganti hiasan rumah, merubah thema wordpress, menghapus dan memasang foto atau hal lain yang semisal. Esensi do’a tersebut berbicara tentang keimanan, dan keteguhan kita akan dien ini. saya berdo’a agar keimanan, ketakwaan dan keteguhan dalam menjalankan dien ini tidak berkuarang atau bahkan lepas dari genggaman. Na’udzu billah.

Tinggalkan komentar